-->

Translate

Jumat, 29 Juni 2012

Sumatera Selatan


Palembang


Sumatera Selatan adalah salah satu provinsi Indonesia yang terletak di bagian selatan Pulau Sumatera. Provinsi ini beribukota di Palembang. Secara geografis provinsi Sumatera Selatan berbatasan dengan provinsi Jambi di utara, provinsi Kep. Bangka-Belitung di timur, provinsi Lampung di selatan dan Provinsi Bengkulu di barat. Provinsi ini kaya akan sumber daya alam, seperti minyak bumi, gas alam dan batu bara. Selain itu ibu kota provinsi Sumatera Selatan, Palembang, telah terkenal sejak dahulu karena menjadi pusat Kerajaan Sriwijaya.


Provinsi Sumatera Selatan sejak berabad yang lalu dikenal juga dengan sebutan Bumi Sriwijaya; pada abad ke-7 hingga abad ke-12 Masehi wilayah ini merupakan pusat kerajaan Sriwijaya yang juga terkenal dengan kerajaan maritim terbesar dan terkuat di Nusantara. Gaung dan pengaruhnya bahkan sampai ke Madagaskar di Benua Afrika.
Sejak abad ke-13 sampai abad ke-14, wilayah ini berada di bawah kekuasaan Majapahit. Selanjutnya wilayah ini pernah menjadi daerah tak bertuan dan bersarangnya bajak laut dari Mancanegara terutama dari negeri China.
Pada awal abad ke-15 berdirilah Kesultanan Palembang yang berkuasa sampai datangnya Kolonialisme Barat, lalu disusul oleh Jepang. Ketika masih berjaya, kerajaan Sriwijaya juga menjadikan Palembang sebagai Kota Kerajaan.
Menurut Prasasti Kedukan Bukit yang ditemukan pada 1926 menyebutkan, pemukiman yang bernama Sriwijaya itu didirikan pada tanggal 17 Juni 683 Masehi. Tanggal tersebut kemudian menjadi hari jadi Kota Palembang yang diperingati setiap tahunnya.

 Palembang

Kota Palembang adalah ibu kota provinsi Sumatera Selatan. Palembang merupakan kota terbesar kedua di Sumatera setelah Medan.

Sejarah Palembang yang pernah menjadi ibukota kerajaan bahari Buddha terbesar di Asia Tenggara pada saat itu, Kerajaan Sriwijaya, yang mendominasi Nusantara dan Semenanjung Malaya pada abad ke-9 juga membuat kota ini dikenal dengan julukan "Bumi Sriwijaya". Berdasarkan prasasti Kedukan Bukit yang ditemukan di Bukit Siguntang sebelah barat Kota Palembang, yang menyatakan pembentukan sebuah wanua yang ditafsirkan sebagai kota pada tanggal 16 Juni 682 Masehi, menjadikan kota Palembang sebagai kota tertua di Indonesia. Di dunia Barat, kota Palembang juga dijuluki Venice of the East("Venesia dari Timur").
































 
Gunung Dempo (3159 mdpl) terletak di perbatasan provinsi Sumatera Selatan dan provinsi Bengkulu. Untuk mencapai desa terdekat, terlebih dahulu anda harus mencapai kota Pagar Alam, kurang lebih 7 jam perjalanan darat dari Palembang. Dari ibukota Sumatera Selatan ini tersedia banyak bus ke arah Pagar Alam. Atau apabila anda dari Jakarta, sebelumnya dapat menumpang bus jurusan Bengkulu atau Padang, dan turun di Lahat.
Kota Pagar Alam, memang sesuai dengan namanya, kota ini jelas dikelilingi oleh pegunungan Bukit Barisan dan yang tertinggi dari barisan tersebut adalah Gunung Dempo. Gunung ini sangat indah menjulang tegak menggapai langit nan biru apabila dilihat pada pagi hari.
Oleh karena itu sangat tepat bila bermalam dulu di kota ini, disini banyak tersedia losmen atau motel, berkisar Rp. 20.000 semalam. Budaya kota yang sudah berbaur dari berbagai suku baik pendatang maupun asli menciptakan kedamaian yang anda tidak peroleh di kota-kota besar.
Dari terminal Pagar Alam, terlebih dulu mencarter mobil/taksi untuk jurusan Pabrik Teh PTPN III yang jaraknya mencapai 15 km dari terminal. Di pabrik ini ada baiknya anda berkenalan dengan seseorang yang biasa dipanggil pak Anton, beliau termasuk yang dituakan oleh para pencinta alam seantero Sumsel-Lampung. Dengan meminta bantuannya, mobil carteran akan membawa anda ke desa terdekat dari kaki gunung Dempo, yang dapat memakan waktu lebih dari 20 menit, karena jalannya cukup terjal, berkelok dengan melewati hamparan kebun teh nan hijau.
Jalur menuju ke puncak gunung inipun sudah sangat jelas dan bahkan di hari-hari biasa pun banyak orang desa yang sengaja naik ke puncak baik itu untuk mencari kayu ataupun sekedar berhiking.


Kebun Teh di Gunung Dempo

Meski gunung ini cukup tinggi, tetapi air jernih yang ada terdapat sampai setengah perjalanan ke gunung ini sehingga para pendaki tidak perlu khawatir kehabisan air minum selama perjalanan. Sebuah sungai kecil yang jernih, mengalir di perbatasan hutan pertanda kita mulai memasuki daerah hutan yang ditumbuhi dengan tumbuhan yang mirip seperti yang kita dapati di gunung Gede-Pangrango, yaitu hutan montana. Jalan setapak penuh dengan akar-akar yang melintang, kemiringan lereng sendiri cukup curam untuk memeras keringat.

Tidak ada tanda-tanda khusus, keadaan hutan ini hampir homogen dan sangat hening.
Empat atau lima jam kemudian, kita akan memasuki daerah dengan vegetasi tumbuhan berpohon rendah dan semakin rendah, beberapa daerah agak terbuka, pandangan pun menjadi luas. Gunung Dempo memiliki dua puncak yang satunya bernama Puncak Api. Menjelang puncak pertama Dempo yang merupakan dataran masif, Puncak pertama ditumbuhi tanaman yang rendah mirip perdu. Dari puncak pertama ini kita turun kembali ke lembah yang diapit oleh puncak pertama dan puncak utama. Dilembah ini terdapat sebuah sumber mata air mengalir di sini. Hanya airnya yang jernih ini sedikit kecut rasanya, mungkin pengaruh rembesan belerang.
Pendakian kepuncak utama tidak terlalu sulit. Lerengnya terdiri dari kerikil dan batu-batu dengan kemitingan lereng sekitar 40°, cukup stabil untuk didaki. Puncak utama gunung Dempo (3158 m), Merupakan kawah gunung berapi yang masih bergejolak dengan diameter sekitar seratus meter persegi. Dinding kawah cukup terjal dan tidak mungkin bisa dituruni tanpa batuan tali temali. Pemandangan dari puncak cukup mengasyikan. Selain kawah yang memberikan kesan khusus, tampak juga terhamparan provinsi Bengkulu dengan Lautan Hindia dengan hamparan lembah yang sunyi dan hening. Perjalanan turun hanya memakan waktu dua jam. Bila kemalaman anda bisa menginap di Dusuun VI, dengan terlebih dahulu minta izin kepala keamanan di sana.

 Situs Pagaralam (Megalitikum)
Sebanyak 67 situs megalitikum di Kota Pagaralam, Sumatera Selatan, didaftarkan ke Unesco sebagai benda warisan budaya (heritage). Situs-situs yang meliputi arca manusia, arca manusia dililit ular, rumah batu, dan dolmen, tersebar di berbagai lokasi, di antaranya Tegur Wangi Lama, Tanjung Aro, dan Mingkik. Situs Pagaralam Resmi Terdaftar di UNESCO
Tegur Wangi Lama merupakan situs megalitikum terbesar yang terdiri dari sejumlah arca batu, bilik batu, dan dolmen. Peninggalan-peninggalan megalitikum yang terdapat di ladang sayur warga itu telah dilindungi dan dipelihara oleh para juru pelihara di bawah koordinasi Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jambi.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Pagaralam Sukaemi mengatakan, pengajuan kepada Unesco telah dilakukan sekitar tiga bulan lalu. Dengan pemberian status heritage oleh Unesco diharapkan dapat meningkatkan pemeliharaan dan perlindungan terhadap peninggalan-peninggalan yang diperkirakan berusia sekitar 1.000-1.400 tahun lalu itu.

Status heritage juga diharapkan dapat menjadi sejenis promosi akan kekayaan peninggalan budaya megalitikum di Pagaralam, sehingga mampu menarik pariwisata di kawasan tersebut. "Dengan hidupnya pariwisata diharapkan dapat menggerakkan ekonomi masyarakat juga," kata Sukemi, di tengah ekskavasi tempayan kubur di Desa Jangkarmas, Pagaralam, Sabtu (19/5/2012).
Ketua Tim Arkeologi Megalitikum Balai Arkeologi Palembang Kristantina Indriastuti mengatakan, Pagaralam dan Kabupaten Lahat merupakan pusat peradaban megalitikum di Sumatera Selatan. Temuan-temuan di kawasan yang disebut Basemah itu termasuk lengkap dengan kondisi relatif cukup baik.
Sejak beberapa tahun terakhir, tim arkeologi dari Balar Palembang telah melakukan ekskavasi dan penelitian secara rutin di situs-situs megalitikum di kawasan tersebut. Tahun ini, penelitian dilakukan 10-21 Mei.
Sebanyak 12 peninggalan megalitikum didata. Salah satunya temuan baru berupa pahatan wajah di dinding tebing air terjun di Kelurahan Muara Siban, Pagaralam. Saat ini telah terdata sedikitnya 67 peninggalan megalitikum Kota Pagaralam dan sekitar 364 peninggalan megalitum di Kabupaten Lahat.
Terkait arca-arca tanpa kepala, Koordinator Juru Pelihara BP3 Jambi Akhmad Rivai mengatakan, kondisi arca tersebut telah tanpa kepala sejak puluhan tahun lalu. Tanda-tanda di lokasi mengindikasikan tindakan yang diduga telah dilakukan puluhan tahun lalu itu disengaja.
"Sejak ditemukan puluhan tahun lalu, kondisinya memang sudah seperti itu. Masyarakat sekarang justru sadar untuk melindungi dan menjaga penemuan-penemuan megalitikum," ujarnya.
Menurut Rivai, akan dilakukan konservasi dan pemasangan kembali kepala-kepala pada arca-arca tanpa kepala tersebut. Sebagian kepala arca itu ditemukan tak jauh dari tubuh arca sehingga pemasangan dapat dilakukan.
Rivai mengatakan, hingga saat ini sebagian besar situs megalitikum yang telah terdata dirawat dan dijaga oleh juru pelihara. Pemantauan kondisi arca terus dilakukan secara berkala.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar